Senin, 27 Oktober 2008

Brosur ISIPII


LEMBAR PENDAFTARAN ANGGOTA ISIPII

LEMBAR PENDAFTARAN ANGGOTA ISIPII - IKATAN SARJANA ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI INDONESIA

DATA PRIBADI

Nama lengkap sesuaI KTP:
Nama yang di kehendaki dalam Kartu:

Alamat:
Kota:
Kode Pos :

Tempat Lahir:
Tanggal Lahir/Bulan/Tahun:

No KTP/Passport:
No. Telepon:
No. HP:
Email:

PEKERJAAN

Nama Perusahaan/Instansi:
Pekerjaan:

Alamat Perusahaan/Instansi:
Kota:
Kode Pos:
No Telepon:
No Fax:
Email:

PEDIDIKAN-DALAM NEGERI

S1
Jurusan:
Fakultas:
Universitas/Tahun:

S2
Jurusan:
Fakultas:
Universitas/Tahun:

S3
Jurusan:
Fakultas:
Universitas/Tahun:

PENDIDIKAN -LUAR NEGERI

S1
Jurusan:
Fakultas:
Universitas/Tahun:
Kota/Negara:

S2
Jurusan:
Fakultas:
Universitas/Tahun:
Kota/Negara:

S3
Jurusan:
Fakultas:
Universitas/Tahun:
Kota/Negara:

BANK ACCOUNT

BCA: An/........................No.Rek..............................

MANDIRI:An/........................No.Rek..............................

BNI:An/........................No.Rek..............................

Lain-lain (sebutkan): An/........................No.Rek.............................

Persyaratan Administrasi
1. Pas foto berwarna (file maksimal 30KB)
2. Scanning ijazah sarjana yang di legalisir (file maksimal 50KB)
3. Uang iuran sebesar Rp. 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) per bulan atau Rp. 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah) - dibayarkan 1 (satu) tahun dimuka, dan ditranfer ke rek. BCA Kcu. Wisma GKBI no. rek. 0060331553 a.n Hani Qonitah
4. Seluruh persyaratan administrasi dan bukti tranfer dikirimkan kembali ke sekretariat PP-ISIPII atau email ke info.isipii@gmail.com atau adef29@gmail.com

Kamis, 09 Oktober 2008

Knowledge Management: Report

Tarumanegara Knowledge Centre, Untar, Jakarta,15 July 2008

Didasari oleh kepedulian terhadap kebutuhaan pengetahuan pustakawan di tengah perkembangan teknologi informasi yang berdampak pada terjadinya fenomena baru dalam pengelolaan dan pertukaran pengetahuan , Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) bekerjasama dengan Tarumanegara Knowledge Centre (TKC) menyelenggarakan seminar sehari tentang Knowlege Management pada tanggal 15 Juli 2008 bertempat di aula TKC. Kegiatan ini diikuti oleh pengelola perpustakaan dan pusat informasi dari berbagai lembaga negeri dan swasta.
Para pembicara dalam seminar ini datang dari berbagai lembaga, perpustakaan dan pusat informasi, yaitu Putu Laxman Pendit sebagai keynote speaker, Endang Ernawati dari Universitas BINUS, Elly Juli Basri dari PPM-Manajemen, Iris Tutuarima dari Bank Indonesia, dan Utami Haryadi dari UI yang “bekerja rangkap” sebagai moderator.
Dalam sambutan sekaligus pembukaan, presiden ISIPII ,Yati Kamil menyampaikan harapan agar seminar ini dapat memberikan pengayaan wawasan bagi pustakawan yang akan diperoleh dari berbagi pengalaman antara nara sumber dan peserta tentang peran perpustakaan dalam manajemen pengetahuan.
Melalui keynote speechnya, Putu Pendit mengemukakan makna yang sesungguhnya tentang knowledge management yang disebut sebagai Mengelola Pengetahuan Bersama. Dalam uraiannya dikemukakan bahwa pengetahuan merupakan kumpulan komponen Ideas, Actions dan Things. Gagasan yang merupakan hasil pemikiran seseorang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain untuk diketahui (knows) dan memiliki nilai (values) ketika diikuti dengan tindakan (Actions) aplikasi yang menghasilkan produk. Selanjutnya pemikiran yang diketahui tersebut digabung dalam kolaborasi yang mendorong inovasi peciptaan produk. Selanjutnya dikemukakan bahwa pengetahuan terbagi dalam dua bentuk yaitu Pengetahuan sebagai produk dan pengetahuan sebagai proses. Pengetahuan sebagai produk inilah yang melahirkan teori sistem, ilmu perpustakaan dan informasi, ilmu komputer, rekayasa bisnis, dan artifical intelligence. Sementara itu pengetahuan sebagai proses melahirkan teori organisasi, sosiologi, psikologi, komunikasi, filsafat dan pedagogy.
Pada pemaparan pertama, Rachmat Natajumena, senior library expert, sebagai kepala Tarumanegara Knowledge Centre (TKC) menjelaskan bahwa TKC lahir dari keinginan menciptakan academic atmosphere yang menjangkau lebih jauh dari batas-batas konsep konvesional perpustakaan, terutama dalam penciptaan citra perpustakaan yang modern. Dari dasar itu maka tercetuslah nama Knowledge Centre. Citra baru yang diharapkan lahir dari KC adalah bahwa lembaga ini memiliki koleksi “serba ada” dari koleksi kuno tulisan karya penulis jaman dulu (seperti Kho Ping Ho) sampai koleksi mutakhir. KC juga sangat mencerminkan kemajuan teknologi informasi dimana hampir semua layanan berbasis digital. Hal yang paling utama dalam paparan dari pak Rachmat dalah bahwa kehadiran TKC merupakan added value atau nilai tambah bagi UPT Perpustakaan Untar, dan bukan menjadi pesaing. Tidak ada manajemen yang tumpang tindih. Untuk itu maka koleksi yang terdapat di TKC adalah koleksi umum, bukan buku teks. Tidak terdapat koleksi untuk anak-anak karena mereka bukan merupakan target layanan TKC.
Dari pemaparan yang disampaikan oleh Endang Ernawati tentang pengalamannya menerapkan konsep KM di Binus Library dapat ditangkap sebuah konsep yang menarik. KM diterapkan dengan aktivitas knowledge capture, knowladge exchange, knowledge reuse dan pergerakan dari knowledge internalization ke arah learning organization, yaitu sebuah organisasi yang memiliki keahlian dalam penciptaan, perolehan dan penyebaran pengetahuan serta mengadaptasi aktivitas untuk merefleksikan pemahaman inovasi. Mengacu pada KM, Binus Library (LKC Binus) memiliki visis menjadi yang terdepan dalam pengembangan dan penyebaran informasi yang berkualitas. Semangat yang dibangun adalah knowledge sharing dan pengelola perpustakaan yang memiliki literasi informasi. Kerjasama dalam berbagi pengetahuan dilakukan Binus melalui pembangunan K-net sebagai pusat informasi digital Binus dan pembangunan LKC Website.
Elly Julia Basri, sang ‘empunya’ PPM-Manajemen membagi pengalamannya dengan mengurai perjalanan sejarah KM di PPM-Manajemen dari audit informasi ke knowledge creation, dan perubahan peran perpustakaan ke pusat informasi dalam pengembangan KM di PPM. Perubahan terdiri atas proses kegiatan peralihan, proses kegiatan pusat sumber informasi dalam KM-PPM. Dijelaskan juga tentang bentuk kerangka KM -PPM. Pelajaran yang dapat diperoleh dari proses perubahan ini adalah terjadinya bahwa untuk mendukung keberhasilan penerapan KM di PPM adalah diubahnya hubungan kerja dalam sistem, yaitu berubahnya peran kepala menjadi koordinator, hubungan unit dan direktorat menjadi kolaborasi mitra, sedangkan uraian kerja dari single task menjadi multitask. Perubahan lain adalah bertambahnya intensitas komunikasi internal PUSIN dengan unit lain dan direktorat. Perubahan ini juga harus diikuti kompetensi tehnis yaitu keterampilan IT dan multimedia, dan kompetensi perilaku berupa hasrat untuk berkembang dan mengembangkan pihak lain (developing others). Diketahui juga bahwa dukungan dan komitmen pimpinan keberhasil proses perubahan, dan yang terutama adalah semua komponen harus mau terus belajar dan berbagi pengetahuan dengan sesama pustakawan dan komunitas KM.
Sebagai tanggung jawab sosial terhdap kemajuan masyarakat, Bank Indonesia, seperti yang diuraikan oleh Iris Tutuarima, membuat sebuah program bernama Program Desa Kita yang salah satu bentuknya adalah membantu masyarakat untuk membangun perpustakaan. Satu tempat didirikannya perpustakaan bantuan BI yang dikemukakan bertempat di Desa Mekarjaya, Jawa Timur. Namun tidak seperti konsep yang umumnya digunakan dalam pendirian perpustakaan desa yang dilakukan oleh pemerintah, pendirian perpustakaan di desa tersebut menggunakan pendekatan kebutuhan lokal. Diawali dengan membangun persahabatan (gain frienship) dengan masyarakat setempat, pihak BI mencoba mendapatkan informasi tentang harapan dari mereka (understanding expectatons) dan kemudian menerjemahkan kebutuhan tersebut dalam bentuk program kegiatan. Akhirnya dengan kerjasama, program pendirian perpustakaan dikerjakan sesuai keinginan masyarakat dan ini melahirkan keterikatan masyarakat pada perpustakaan yang mereka dirikan dan tanggung jawab yang besar dalam memeliharanya.
Seminar dan diskusi diakhiri dengan uraian ringkas pengalaman Utami Haryadi semasa bekerja di Pricewaterhouse di mana tuntutan seorang ahli perpustakaan untuk berkreasi sangatlah tinggi. Dari uraian itu juga terungkap bahwa masih banyak keahlian dan kreativitas yang masih harus dikuasai oleh mereka yang bergerak dalam bidang perpustakaan karena kebutuhan akan informasi sangatlah tinggi.

--------------------------